Tidak seperti kebanyakan binatang lainnya, semut memiliki cara unik dalam menghasilkan keturunan. Praduga bahwa mereka adalah binatang aseksual sepertinya harus ditimbang ulang. Pasalnya, ada beberapa penelitian yang menyebut bahwa mereka juga kawin.
Koloni semut dibagi menjadi beberapa kasta. Ada kelas pekerja, tentara, drone alias pejantan, dan ratu. Dari situ muncul pertanyaan, siapa yang paling berperan dalam proses reproduksi?
Pembiakan sel telur menjadi anakan semut memang diemban oleh Sang Ratu, tapi yang paling berperan besar adalah para drone yang memiliki tugas kawin dengan ratu. Pejantan ini berkembang dari telur yang tidak dibuahi dengan tujuan membuat keturunan.
Dalam kondisi normal, baik lingkungan tempat tinggal sarang, suhu, intensitas cahaya, maupun ketersediaan makanan yang cukup, ratu semut mampu bertelur 240 s/d 700 butir per hari dalam bentuk gundukan sebesar setengah tetes air, terus-menerus selama 12 bulan sebelum akhirnya mati.
Telur-telur ini akan didistribusikan keseluruh sarang dalam koloni oleh semut pekerja dengan menempelkan setiap telur ke dinding sarang. Dengan mengabsorsi oksigen di udara sekitarnya, kandungan protein dalam telur akan tumbuh menjadi embrio yang dibantu suntikan nutrisi berupa fruktosa oleh semut pekerja sampai menjadi larva dan akan menetas pada hari ke-16.
Kulit bagian luar telur spesies oecophylla tidak berupa cangkang atau kepompong seperti spesies lain, ini dikarenakan semut dewasa memanfaatkanya untuk membuat jaring-jaring sutera pada sarang koloni.
Dari penjelasan diatas, kita dapat menafsirkan bahwa semut telah terpisah dari induknya sebelum menetas, mungkin sulit untuk bertemu dan mengetahui siapa orang tua kandungnya, kasihan sekali yah.
Telur-telur ini akan didistribusikan keseluruh sarang dalam koloni oleh semut pekerja dengan menempelkan setiap telur ke dinding sarang. Dengan mengabsorsi oksigen di udara sekitarnya, kandungan protein dalam telur akan tumbuh menjadi embrio yang dibantu suntikan nutrisi berupa fruktosa oleh semut pekerja sampai menjadi larva dan akan menetas pada hari ke-16.
Kulit bagian luar telur spesies oecophylla tidak berupa cangkang atau kepompong seperti spesies lain, ini dikarenakan semut dewasa memanfaatkanya untuk membuat jaring-jaring sutera pada sarang koloni.
Dari penjelasan diatas, kita dapat menafsirkan bahwa semut telah terpisah dari induknya sebelum menetas, mungkin sulit untuk bertemu dan mengetahui siapa orang tua kandungnya, kasihan sekali yah.
No comments:
Post a Comment